KEBIASAAN BERPERILAKU HIDUP SEHAT DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

jamu hidup sehat

Abstrak: Tawuran antarpelajar yang sering dipertotonkan di TV, perkelahian antarmahasiswa, per- kelahian antarkelompok pemuda, maraknya geng motor yang menjurus ke tindak kriminal seperti perkelahian, pencurian, atau pembunuhan merupakan manivestasi dari kegagalan pendidikan karak- ter yang dilaksanakan di Indonesia. Untuk mencegah perilaku negatif seperti tersebut pendidikan karakter harus diupayakan melalui berbagai media, baik melalui jalur formal pendidikan di sekolah, di masyarakat, maupun di dalam keluarga, baik melalui jalur pendidikan agama maupun jalur pendidikan yang lain. Pendidikan karakter dapat dikembangkan melaui tahap pengetahuan (know­ing), pelaksanaan (acting), dan kebiasan (habit). Setiap hari manusia akan menjalani aktivitas rutin seperti makan, istirahat, mandi, dan beraktivitas lainnya. Jika kegiatan rutin ini dimanagemen dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar, akan menjadi kebiasaan yang baik yang seterusnya akan menghasilkan nilai-nilai karakter yang positif.
Kata Kunci: pendidikan karakter, kebiasaan, perilaku hidup sehat

HEALTHY LIVING HABITS AND VALUES CHARACTER EDUCATION

Abstract: Fights between students, college students, groups of youth and the rise of motorcycle gang that leads to crime such as fighting, theft, or murder which often broadcasted on TV are the result of a failure character education held in Indonesia. To prevent these negative behaviors, the character education should be pursued through a variety of media, either through formal education in schools, in society, and within the family, either through religious education and other education pathways. Character education can be developed through the stages of knowledge (knowing), execution (acting), and habits (habit). Every day humans undergo daily routine such as eating, resting, bathing, and other activities. If this routine is well managed under the right rules,it would be a good habit which in turn will generate the values of a positive character.
Keywords: character education, habits, healthy living behavior

PENDAHULUAN

Pendidikan akhlak, budi pekerti, dan moral sudah dikembangkan sejak dahulu kala. Pendidikan agama merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya pemben- tukan karakter. Orang tua juga merupakan pembentuk karakter yang efektif dalam ke- luarga. Dahulu kala, orang tua sering me- nyarankan atau bahkan melarang anaknya untuk tidak melalukan hal-hal yang ber- tentangan dengan adat-istiadat atau ajaran agama. Misalnya, jangan keluar rumah ke- tika sholat magrib sudah datang karena nanti akan dibawa hantu. Hal ini sebenar- nya mengandung makna ganda. Selain mak- na yang tersurat, hal itu juga mengandung makna agar anak dapat menjalankan sholat magrib dan mengaji sesuai waktu yang di- jadwalkan. Contoh lain misalnya, ketika makan anak-anak diminta untuk dihabis- kan, kalau tidak habis nanti cuma diberi- kan ayam, dan ayam akan mati karenanya. Bagi orang desa tempo dulu, ayam meru- pakan investasi yang mahal harganya se- hingga kalau ayamnya mati, maka akan ke- hilangan harta. Sebenarnya, ayam yang makan sisa dari makanan anak tadi tidak akan mati. Hal ini sebenarnya untuk mem- biasakan agar anak mau makan dan meng- habiskannya. Itulah sekelumit cerita lama tentang pendidikan karakter yang efektif untuk mendidik anak.
Sekarang, dunia sudah berubah se- iring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Model pendidikian karakter yang dikembangkan sebelum adanya ke- majuan teknologi komunikasi mungkin ti- dak efektif lagi. Benjamin Franklin (Gard­ner, 2007:2) menyatakan bahwa dunia ma- sa depan yang sarat dengan mesin pencari, robot dan peralatan komputer, akan me- nuntut kemampuan, yang harus mulai dari sekarang. Arus globalisasi telah membuat jalinan komunikasi antarnegara menjadi mudah dan cepat. Pengaruh budaya asing dapat dengan mudah dan cepat meneng- gelamkan budaya lokal yang notabene di- anggap lebih arif. Benteng yang baik untuk membendung pengaruh budaya Barat yang terkadang kurang cocok untuk per- kembangan anak Indonesia adalah dengan ditanamkannya nilai-nilai karakter positif sejak anak usia dini. Tawuran antarpelajar yang sering dipertotonkan di TV, perkela- hian antarmahasiswa, perkelahian antarke- lompok pemuda, maraknya geng motor yang menjurus ke tindak kriminal seperti perkelahian, pencurian, atau pembunuhan merupakan manivestasi dari kegagalan pendidikan karakter yang dilaksanakan di Indonesia. Fenomena lain yang lebih me- ngerikan adalah pencurian berdasi alias korupsi yang semakin merajalela, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Semua itu adalah fakta yang menunjukan moral bangsa Indonesia semakin menurun.
Untuk mencegah perilaku negatif se- perti tersebut di atas, pendidikan karakter harus diupayakan melalui berbagai media, baik melalui jalur pendidikan formal di sekolah, di masyarakat maupun di dalam keluarga, maupun melalui jalur pendidik- an agama maupun jalur pendidikan yang lain. Pendidikan karakter dapat dikembang- kan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting) dan kebiasan (habit). Model pengembangan karakter melalui metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good dalam implementasinya dapat diwujudkan melalui metode pendi- dikan karakter sebaiknya dimulai sejak anak usia dini karena usia ini merupakan usia emas bagi perkembangan kognisi anak. Secepat mungkin dihindarkan nilai- nilai yang buruk melekat pada kepribadian anak. Secara naluriah, setiap hari manusia akan menjalani aktivitas rutin seperti ma- kan, istirahat, mandi, dan beraktivitas lain- nya. Jika kegiatan rutin ini dimanagemen dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar, akan menjadi kebiasaan yang baik yang seterusnya selain mendapatkan kesehatan juga akan menghasilkan nilai- nilai karakter yang positif yang berguna bagi dirinya, orang lain atau masyarakat sekitar. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengkaji secara mendalam tentang ke- biasaan hidup sehat dan efeknya terhadap pengembangan nilai-nilai karaker.

PERILAKU HIDUP SEHAT

Kesehatan itu mahal harganya se- hingga tidak seorangpun ingin sakit. Te- tapi, seringkali penyakit datang dengan tiba-tiba hanya karena manusia lalai men- jaga kesehatan. Tanpa disadari, terkadang pola hidup sehari-hari dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Pola hidup sehat me- rupakan kebiasaan hidup yang berpegang pada prinsip menjaga kesehatan. Menjalani pola hidup sehat merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Ibarat orang dalam per- jalanan dan menemukan persimpangan ja- lan, satu arah merupakan jalan yang terjal, berbukit-bukit dan jauh sementara jalan yang lain mudah dan lebih dekat, tetapi macet. Kebanyakan orang akan memilih jalan yang mudah meskipun jalan macet. Itulah gambaran manusia biasanya memi- lih yang mudah, makan yang serba enak, malas bekerja, tidur nyenyak dan malas bergerak. Orang yang memilih jalan hidup yang serba mudah dan tidak teratur dalam jangka panjang akan menjadikan orang tersebut menjadi tidak sehat, pemalas dan kehilangan jati diri karena hidupnya tidak disiplin dan tidak mampu mengendalikan diri.
Guru besar Pendidikan Jasmani dan Olahraga FIK UNY, Profesor Arma Abdul­lah, M.Sc., merupakan sosok yang patut diteladani karena beliau orang yang di- siplin dalam menjalani kehidupan hingga kini pada usianya sudah lebih dari 80 ta- hun masih aktif bermain golf, pergi dengan membawa mobil sendiri, dan jarang sakit. Kunci hidup beliau adalah makan teratur, istirahat teratur, berolahraga teratur, dan tidak merokok. Guang (2002:6) menyata- kan bahwa 80% penyakit kronis yang me- nyerang manusia disebabkan oleh gaya hi- dup yang salah, dan 20% yang lain dise- babkan faktor lain. Karena itu, menjalani hidup yang benar merupakan keharusan bagi tiap orang jika ingin hidupnya sehat dan bermanfaat bagi orang lain.
Sejak tahun 1954, organisasi kesehat- an dunia WHO menggalakkan pendidikan kesehatan dengan tujuan untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari peri- laku tidak sehat menjadi perilaku sehat (Machfoedz, 2003: 5). Dalam UU No. 23 Tahun 1992 disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (http://www.google.co.id/u.u.kesehatan). Dengan demikian, orang yang sehat tidak cukup hanya ditunjukkan oleh otot yang besar atau badan yang kekar, tetapi selain sehat secara fisik juga harus sehat secara rohani dan tidak mudah menderita gang- guan jiwa. Beberapa tahun yang lalu, Hu­man Population Laboratory di California De- partemen of Healt menerbitkan daftar kebia- saan yang berkaitan dengan kesehatan dan umur panjang, yaitu mencakup olahraga yang teratur, tidur secukupnya, sarapan yang baik, makan yang teratur, kontrol be- rat badan, bebas dari rokok dan obat-obat- an, dan tidak mengomsumsi alkohol (Shar­key, 2003:15). Irianto (2000:16) mengemu- kakan bahwa untuk mencapai kebugaran dan kesehatan, seseorang harus mengatur makanan, beristirahat secara cukup, dan berolahraga teratur. Dengan demikian, po- la hidup sehat akan mencakup pola makan, menjaga kesehatan pribadi, istirahat yang cukup, dan aktif berolahraga.

Mengatur Makanan dan Pola Makan

Diet berarti mengatur makan. Hal ini mengandung makna bahwa makan harus seimbang dengan kebutuhan tenaga. Kalau seseorang bekerja dengan kebutuhan te- naga yang banyak, seperti tukang batu, pe- ngayuh becak, atau seorang atlet berarti ke- butuhan makan juga banyak. Sebaliknya, seseorang yang bekerja di atas meja seperti sekretaris atau kepala kantor yang memer- lukan tenaga tidak banyak, maka makanan yang dibutuhkan juga tidak banyak. Oleh karena itu, konsumsi makanan harus se- suai dengan kebutuhan tenaga. Dengan kata lain, input energi harus sama dengan output energi. Ingat, mengonsumsi makan- an yang berlebihan dapat berakibat lang- sung pada kelebihan berat badan, kege- mukan, dan akibatnya dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes melitus, dan se- cara tidak langsung dapat menimbulkan depresi, dan ketidaknyamanan sosial.
Sebaliknya, jika mengonsumsi ma- kanan yang kurang memenuhi standar kecukupan gizi, juga menyebabkan tubuh tidak sehat, badan tampak kurus, dan pe- nampilan menjadi kurang percaya diri. Oleh karena itu, untuk mencapai kesehat- an, setiap orang harus membisakan me- ngonsumsi makanan sehari-hari yang me- ngandung zat-zat gizi yang seimbang. Pe- doman Umum Gizi Seimbang (PUGS) me- nganjurkan agar 60-70% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat (terutama kar- bohidrat kompleks), 10-15% dari protein, dan 10-25% dari lemak (Almatsier, 2005: 13). Agar makanan yang dikonsumsi sesuai kebutuhan tubuh, makanan harus ada ta- karannya. Cara yang mudah untuk menen- tukan takaran makan adalah dengan me- tode Low Calory Eating atau 70% - 80% ke- nyang setiap kali makan dan memperhati- kan kandungan gizinya, yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur karbohi- drat, lemak, protein, vitamin, dan mineral (Long & Shanon, 1983:25).

Menjaga Kesehatan Pribadi

Tugas lain dalam usaha mendapat- kan kesehatan yang baik adalah dengan cara menjaga kesehatan pribadi. Kesehatan pribadi dapat diartikan sebagai aktivitas rutin yang biasa dilakukan oleh setiap orang, seperti mandi, menggosok gigi, ber- pakaian, kebersihan rambut (Irianto (2004: 83).

Mengatur Istirahat

Mengatur istirahat berarti mengatur antara bekerja dan beristirahat. Tenaga ma- nusia ada batasnya, kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Jika antara be- kerja dan istirahat tidak seimbang, dapat menyebabkan badan menjadi tidak nya- man dan bisa menimbulkan sakit. Istirahat bagi tubuh diperlukan untuk memberikan kesempatan pada alat-alat tubuh atau or- gan-organ tubuh mengurangi pekerjaaanya secara faali sehingga tubuh dapat melaku- kan kerja sehari-hari dengan baik. Istirahat yang baik adalah tidur selama 7-8 jam se- tiap hari. Tidur sebaiknya dilakukan pada malam hari setelah seharian fisik bekerja.

Berolahraga Teratur

Olahraga yang teratur adalah olah- raga yang dilakukan setiap dua hari sekali. Olahraga yang cocok dan mudah dilaku- kan oleh setiap orang adalah olahraga ae- robik, seperti jalan kaki, jogging, senam aerobik, berenang, bersepeda atau per- mainan ringan, seperti tenes meja atau golf. Olahraga permainan lebih disukai banyak orang karena menyenangkan. Olahraga permainan lebih cocok untuk pengembang- an motorik anak (Poppen, 2002:41). Pro­blem yang muncul dalam masyarakat ada- lah budaya malas untuk berolahraga. De- ngan kata lain, tidak semua orang suka ber- olahraga. Agar orang gemar bermain atau berolahraga, aktivitas itu harus muncul dari motivasi diri sendiri dan dipilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tu­buh masih dapat mengontrol aktivitas yang dilakukan, baik bentuk gerakan maupun kecepatan gerakan (Mechikoff, 2010: 5).
Dosis latihan olahraga yang baik me- nurut Hinson (1995:30) adalah ketika de- nyut jantung bekerja di antara 60-80% dari denyut jantung maksimal dan lama latihan antara 30 sampai dengan 60 menit. Yang perlu diperhatikan dalam berolahraga se- lain penentuan dosis latihan adalah latihan jangan berlebihan atau over dosis. Jika se- seorang berolahraga secara berlebihan (over training), badan akan menjadi lelah. Jika hal ni dilakukan secara terus-menerus, dalam jangka panjang dapat menyebabkan jatuh sakit dan akhirnya akan menjadi takut ber- olahraga (Richardson, 2008:9).
Text Box: Tabel 1. Pola Hidup
No	Sehat	Tidak Sehat
1.	Mengonsumsi makanan dengan gizi	Mengonsumsi makanan apa saja yang penting
	seimbang.	enak dan cepat saji.
2.	Mengonsumsi makanan berserat tinggi,	Jarang mengonsumsi makanan berserat tinggi,
	sayuran, dan buah segar setiap hari.	sayuran dan buah segar setiap hari (hanya kalau
		ingin dan ingat).
3.	Menghindari makanan yang mengan-	Suka mengonsumsi makanan yang mengandung
	dung banyak lemak, gula atau garam.	banyak lemak, gula, atau garam.
4.	Mengonsumsi susu atau produk dari	Kadang-kadang kalau ingin saja mengonsumsi
	susu setiap hari.	susu atau produk dari susu.
5.	Tenang dan selalu berpikir positif.	Pikiran gampang stress dan dan mudah pusing.
6.	Berat badan dalam batas normal.	Berat badan lebih atau kurang dari berat badan
		ideal.
7.	Olahraga teratur.	Kadang-kadang olahraga jika mau, atau sama
		sekali tidak berolahraga.
8.	Cukup istirahat.	Banyak kerja lembur dan keluar malam.
9.	Minum air putih 1,5-2 liter per hari.	Lebih suka minum kopi atau the dari pada air
		putih.
10.	Tidak merokok.	Banyak merokok.
(Disarikan dari Kemendiknas, 2010)
Berdasarkan uraian pola hidup sehat seperti di atas, coba perhatikan Tabel 1 tentang pola hidup, yaitu apakah Anda sudah mengikuti pola hidup yang benar. Atau sebaliknya, menjalankan pola hidup yang keliru. Jika perilaku Anda pada ko- lom tidak sehat, berarti Anda harus mulai mempertimbangkan untuk hidup sehat karena jika dibiarkan berarti Anda sedang menanam penyakit di tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung
Berikan pesan anda di kolom komentar