Teknik pengolahan
pangan panas kering (dry heat cooking) adalah mengolah makanan tanpa bantuan
bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Yang termasuk teknik pengolahan pangan
panas kering, sebagai berikut :
1. Teknik menggoreng dengan minyak banyak (deep frying)
Pengertian dari deep
frying adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak/ lemak yang
banyak hingga bahan makanan benar-benar terendam sehingga memperoleh hasil yang
kering (crispy). Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai bahan makanan
termasuk buah, sayuran, daging, dan ungags serta ikan.
Bahan makanan yang dalam
keadaan beku dapat langsung dimasak dengan metode ini. Pada metode kering ini,
karena dipanaskan dalam suhu tinggi, akan terjadi perubahan tekstur, warna, dan
rasanya. Pada proses pengolahan dengan metode deep frying ini beberapa karena
mengandung lemak. Proses deep frying juga biasanya lebih sedikit kehilangan
kandungan vitamin yang larut dalam air karena dalam proses ini tidak terdapat
air yang melarutkan. Sebagai contoh keripik kentang lebih banyak mengandung
vitamin C dibandingkan kentang rebus.
2. Teknik menggoreng dengan minyak sedikit (shallow frying)
Teknik menggoreng dengan
minyak sedikit (shallow frying) adalah mengolah bahan makanan atau proses
menggoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goring yang sedikit pada
wajan datar. Dalam shallow frying bahan makanan biasanya hanya satu kali
dibalik.
Pada shallow frying padas
didapatkan dari pemanasan minyak atau lemak. Dengan teknik ini bahan makanan tidak
akan menjadi terlalu matang, asam amino yang terdapat pada makanan akan tidak
hilang, meskipun protein akan menyusut, dan juga akan kehilangan beberapa jenis
vitamin B.
3. Teknik menumis (sautéing)
Teknik menumis (sautéing)
adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan
makanan yang telah diiiris tipis atau dipotong kecil yang dilakukan dalam waktu
sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit
berkuah/ basah. Biasanya cairan yang ditambahkan adalah saus, cream, dan
sejenisnya yang dimasukkan pada saat terakhir proses pemasakan. Sebelum menumis
hendaknya potongan/irisan bahan makanan dipersiapkan terlebih dahulu. Panaskan wajan
terlebih dahulu, kemudian isi minyak goring sedikit dan dipanaskan. Gunakan wajan
yang besar agar potongan bahan makanan saat dimasukkan tidak penuh sesak
sehingga memudahkan saat melakukan menumis dan dapat matang secara merata. Agar
lebih sehat, hindari penggunaan lemak jenuh. Gunakan minyak zaitun atau minyak
kanola yang mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar kolesterol
berbahaya.
4. Teknik memanggang (baking)
Memanggang (baking)
adalah pengolahan bahan makanan menggunakan oven dengan panas dari segala arah
tanpa menggunakan minyak ataupun air. Cara memanggang memiliki beberapa metode,
diantaranya seperti berikut :
a. Memanggang kering
Ketika memanggang dengan oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air. Uap
air ini akan membantu proses pemasakan bahan makanan. Teknik ini biasanya digunakan
untuk produk pastry dan roti. Selain itu, digunakan untuk memasak daging dan
ikan.
b. Memanggang dalam oven menambah kelembaban
Ketika memanggang bahan makanan, masukkan wadah berisi air yang akan
mengeluarkan uap air yang masuk ke dalam oven. Tujuannya agar kandungan air
dalam bahan makanan bertambah dan untuk menambah kualitas makanan. Penerapan teknik
dasar baking dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan, diantaranya kentang,
roti, sponge, cake, biscuit, ikan, sayuran.
c. Memanggang dalam oven dengan menggunakan dua wadah
Wadah pertama berisi bahan makanan, dan wadah kedua diberi air. Wadah pertama
dimasukkan kedalam wadah kedua sehingga panas yang sampai kebahan makanan akan
lebih lambat. Dengan demikian tidak akan mengakibatkan panas yang berlebih dan
dapat mengurangi kemungkinan makanan terlalu matang. Contoh saja pudding caramel.
5. Teknik membakar (grilling)
Grilling adalah teknik mengolah
makanan di atas lempengan besi panas (girdle) atau diatas panci dadar (Teflon) yang
diletakkan diatas perapian langsung. Suhu dibutuhkan untuk grilling sekitar 220C.
grill juga dapat dilakukan diatas bara langsung dengan jeruji panggang atau
alat bantu lainnya. Dalam teknik ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada
bahan makanan yang akan diolah maupun pada alat yang digunakan. Jeruji ini
berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang. Selain itu,
fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk
jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi ciri khas dan yang menunjukkan
bahwa makanan tersebut adalah di-grilled.
Teknik mengolah dengan menghaluskan
Membuat bahan
pangan menjadi halus dengan bantuan alat blender, parutan, maupun dengan cara
diulek.
Teknik mengolah dengan mencampur
Menjadikan bahan
pangan menjadi tercampur rata.
Teknik mengolah dengan menyaring/memeras
Membuat bahan
makanan menjadi halus dengan alat penyaring, baik dari saringan kawat atau kain
panyaring, supaya diperoleh cairan yang jernih.
Teknik mengolah denga cara tidak dimasak
Bahan pangan
yang ada dapat dimakan mentah (raw food). Umumnya buah dan sayuran dimakan
tanpa dimasak. Penganut pola makan ini mengklaim bahwa cara ini yang paling
sehat karena kandungan vitamin, mineral, serat, dan enzim dalam sayuran dan buah tidak akan
hilang.
Berbagai teknik
diatas hanya sebagian teknik pengolahan pangan, pada umumnya pengolahan bahan
makanan banyak caranya seperti teknik mengasap, mengetim, dan menyangrai. Perbedaan-perbedaan
teknik/cara/metode pengolahan pangan yang ada di nusantara maupun di seluruh
dunia mencerminkan faktor-faktor sosial, ekonomi, agama, agrikultur, dan
estetika yang mempengaruhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung
Berikan pesan anda di kolom komentar